Langsung ke konten utama

A:dream

A:dream

•••
 
 Pagi itu terasa terik sekali, sinaran matahari melewati sela-sela dedaunan di pohon yang terbuai semilir angin menembus kaca jendela hingga mengenai wajah tampanku. 

  Hahaha halu, aku memang tidak tampan seperti anak orang kaya, namun aku tampan kata ibuku yang selalu menenangkan aku seusai memarahiku dengan cubitan atau sabetan tangan gemuknya yang kecoklatan terbakar matahari. Ya, aku seorang anak petani, yang kutahu petani itu singkatan penyambung tatanan negara ini kata seorang Pahlawan. Karena itu, aku menghormatinya dengan kedua tanganku, bukan sekedar tangan kananku yang kuangkat di kening tetapi kedua tanganku kuusahakan bisa menjadi penerus yang hebat. Hahaha, cita-cita kok jadi petani, pasti begitu kata orang-orang. Tapi masa 'pintar' dengan ucapan mereka, karena aku adalah aku.

   Pagi hariku selalu berawal dengan suara merdu ibuku yang teriak-teriak membangunkanku yang bandel sampai-sampai tetanggaku hafal dengan teriakannya yang bak bunyi alarm yang mengalahkan kokokan ayam. Memang aku malas sekali bangun pagi karena dingin banyak kabut embun karena aku tinggal di pegunungan. Yups, pegunungan yang gersang, tandus dan notabenenya susah untuk bertani. Makanya aku selalu mencoba untuk tidak gampang kepinginan, aku jarang bahkan tidak pernah minta apapun seperti yang dimiliki orang. "Narimo ing pandum" peribahasa kuno yang berarti menerima apa adanya dan tidak pernah meminta lebih, kata-kata itu yang selalu kujadikan pedoman hidupku hingga kini dan inilah ceritaku.

   Hanya menyarap air bening aku berangkat ke sekolah seperti biasanya  menunggangi kuda besi lawas dengan separuh perasaan bahagia dan separuhnya lagi rasa malas luar biasa yang menghantui pikiranku. Sesampainya di tempat pembelajaran, kusandarkan kuda besiku pada kaki sampingnya yang sudah tidak standard, ya walaupun namanya standart tapi standartku ini sudah tidak memenuhi standard internasional, bahahaha. Seperti biasa aku masuk ke ruang kotak tidak sempit dengan dinding putihnya yang mulus seperti kulit nenek-nenek dan beberapa bagian terkelupas karena mungkin sudah berumur, ya kan namanya juga seperti nenek-nenek. 

   "Ssyuuutttthh, aroma ini lagi ya". Kataku di sela tarikan nafas dengan aroma ketek para bocah tua yang masih senang bermain-main di dalam kelas. "Sreekkh". Suara kursi yang bergeser untuk kududuki. "Paling belakang lagi, ternyata masih kurang pagi aku bangun. Tak apalah, toh aku bisa tidur pas pelajaran". 

 "Kriiiiiingg". Suara bel bermulainya pelajaran dan juga perjalanan mimpiku. Melihat pak guru memang membuatku ngantuk, aku seperti didongengin, dongeng pengantar tidur yang pas. Dan aku mulai terlelap. Tampak gelap dengan titik terang ditengahnya yang semakin membesar membuatku terfokus hingga tanpa sadar duniaku berubah. "Tsesssshh". Seperti suara angin dingin yg menembus gendang telingaku. Tiba-tiba datang suara aneh. "Hei kau, bangun, mau sampai kapan kamu tidur". Suara lembut dan tegas bisa kurasakan datang dari seorang gadis. Gadis yang muda berambut panjang bertubuh biasa. "Suaranya cewek ini, tapi suaranya tidak kukenal, apa ada guru baru ya, tapi masa teman-temanku tidak tertawa, lagipula kelasku kan laki-laki semua. Siapa dia ya". Pikirku sambil membuka mata perlahan dan mengarahkan wajahku padanya.  Karena baru bangun aku masih mengumpulkan nyawa untuk fokus melihat, perlahan semakin jelas wajahnya. "Ehhh...". Aku terkejut setengah mati. "Cantiknyaa.. kawaii..". Gumamku dalam hati sambil melirik wajah seorang gadis yang seperti malaikat. Aku terbengong sebentar, dunia seperti sedang kena time pause ketika melihat wajahnya. "Dia benar-benar cantik".

•••

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A:dream, pt.2

A:dream ••Part 2•• Matanya melotot dengan wajah marah dan muram, ya walaupun gadis cantik kalo sudah marah ya jadi macan. Sontak kau terkejut dan terbelalak jatuh kebelakang dengan kakiku masih di atas kaki kursi. "Namamu Desandrio?" "Ehh, kok dia tau namaku?". Pikirku. "I ii..ya" jawabku terbata merah, eh terbata-bata. "Kamu murid pindahan baru?". Ucapnya. "Sudah waktunya istirahat, kamu gak makan?" "Ee.. bukannya baru mulai pelajaran tadi?" Aku terkejut. "Sepertinya kamu tidur setengah hari" "Lohh, se setengah hari? Loh perasaanku baru saja menutup mata?". Ucapku linglung. "Hmm dasar, tidak ada guru dikelas hari ini" "Eeh.. tapi kamu siapa? Kok ada di kelasku?". Bertanya-tanya. "Hei.. kamu ini sudah linglung ya? kamu tadi memeperkenalkan diri di depan kelas, aku ini Freya ketua kelas ini tau" "Tapi aku bener-bener gak tau" "Kayaknya kamu udah gila gara-gara keb